Prosa – Menjulurkan Doa, Menggantung Harap

Laksana udara, rindu terus mengalir. Menyergap seluruh permukaan yang ia jangkau. Tak pernah henti, juga tak akan mati. Sebuah pengharapan antara ia, ibu, dan Tuhan. Melibatkan Tuhan sebagai bentuk dogmatik yang sistematis. Waktu terus merentangkan jarak. Memupus harap, berdarah. Sebuah prosa yang mengabsahkan bahwa ia benar-benar luka. Tumpah, menggenagi jerambah yang kosong dalam hati seorang … Read more

Catatan kecil dari hati yang tergores

Prosa ‘Catatan kecil dari hati yang tergores’, merupakan sebuah ukiran perasaan yang terpaksa ia tuang beserta racikan rindu untuk seorang ibu. Sebuah memoar yang mengores hati, sederhana namun ruah. Sebuah prosa yang singkat, hanya sebuah pengingat bahwa hidupnya pernah lebam, hatinya pernah tergores, perasaannya pernah meronta pada Tuhan yang menurutnya tidak adil ,dan sebagai pengingat … Read more

Sang Waktu yang Mencekik!

Lebam ! Siasat ku benar. Ada sebuah rasa yang dijatuhkan. Serupa magnet yang tak saling sentuh dan menjauh. 30 November tahun kemarin, ditengah masa berkerumun, ada sesosok utusan yang Tuhan lempar di hamparan bumi. Tepatnya di bumi ibu pertiwi. Mungkin karna Tuhan tahu waktu itu aku lagi butuh. Namun, pinta ku pada Tuhan; satukan yang … Read more

Prosa – Bertemu Dan Berakhir Dengan Doa

Penulis: Junardi C. Mahyun Dentingan jarum jam menandakan waktu berputar dari malam ke siang dan sebaliknya. Menatap setiap detik yang berlalu, mengabaikan yang tak berpengaruh. Hingga tiba pada titik dimana tangan terangkat dan kepala menunduk untuk memanjatkan doa dan harapan kepada sang ilahi.  Doa dan harapan terucap, menunggu waktu yang tepat untuk mendapat jawab, dalam … Read more

Tabu, ngarai, dan jejak-jejak yang kehilangan bumi

“Izinkan aku menjadi wanita yang mencintaimu tanpa takut sedikitpun dengan masalalu” Malam itu, ketika semua masalalu memaksa untuk diingat, ketika semua rencanamemaksa untuk segera dipenuhi. Aku, masih tetap menunggumu sebagai wanita yang teguh atas segala pendirian yang telah kita bangun—Maka aku tak ingin sendiri menuntaskan semua keharusan itu. Kaupun punya andil atas semua itu. Bahkan … Read more

Rekap, dekap dan tatap

Di matamu kutemukan segenap denyut dan isak tangis yang mengenangi kelopak kenangan. Di sana diriku benar-benar beda. Ditafsirkan sebagai himpitan kesempatan yang membentang kian panjang. Diriku dalam kelopak kenangan. Riuh pelukan bergandengan bersama riang kota di sudut Manado. Diriku yang tenggelam dan larut. Disembunyikan oleh keinginan dan kenangan. Diriku, Menggenggam suara panjang Di antara himpitan … Read more