Di matamu kutemukan segenap denyut dan isak tangis yang mengenangi kelopak kenangan.
Di sana diriku benar-benar beda. Ditafsirkan sebagai himpitan kesempatan yang membentang kian panjang.
Diriku dalam kelopak kenangan.
Riuh pelukan bergandengan bersama riang kota di sudut Manado.
Diriku yang tenggelam dan larut.
Disembunyikan oleh keinginan dan kenangan.
Diriku,
Menggenggam suara panjang
Di antara himpitan tangis dan genangan di kelopak mata gadis malang pada suatu malam.
Lalu,
Diriku ditemukan pada suatu malam nan telanjang
Pada diri gadis yang malang
Seumpama niscaya
Diriku berpelukan pada arah angin yang lambat laun berganti pagi.
Di mata dan kepala
Gadis itu telanjang
Dan diriku yang hilang