Di antara riuh kota dan keangkuhan yang merajalela, yang lambat-laun mengikis kearifan dan perasaan atas leluhur, kita menyisihkan sedikit cerita untuk mereka yang terbesit namun nyaris dilupakan; para bogani. Intau lipu’ Mongondow. Puisi ini sedikit dari banyaknya gambaran kecintaan kami terhadap leluhur Mongondow.
Ada satu pertanyaan yang sukar dijawab. “Bagaimana cara manusia mengabadikan sesuatu yang telah hilang–atau yang nyaris hilang?”
Kita akan menemukan banyaknya jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mungkin sukar tepat. Kita adalah jawaban-jawaban yang menyebar dan mungkin terbengkalai. Selamat menikmati, kita akan meneguk setiap kecintaan dan rasa yang mendalam atas mereka. Puisi ini satu di antara jawaban-jawaban manusia tentang cara mengabadikan. (prosa: Fanli Mandalika)
Puisi – Tanah Para Bogani
Oleh: Mohamad Akbar Melanu
Tanah para bogani
Di sini tempat ku berdiri
Tempat menjadi diri sendiri
Yang al kisah dikeramat-keramatkan
Tempat para leluhur berdiri teguh
Di sini tempat ku berdiri
Tempat menjadi diri sendiri
Yang al kisah dikeramat-keramatkan
Tempat para leluhur berdiri teguh
Kaki ini telah menginjakmu
kaki ini melangkah dalam jalanmu
menyusuri kehidupan penuh rintangan
menyusuri kehidupan penuh harapan
kaki ini melangkah dalam jalanmu
menyusuri kehidupan penuh rintangan
menyusuri kehidupan penuh harapan
Di mana tubuh ini terlahir
di mana tubuh ini menyisakan kenangan
di tanah bolaang mongondow yang indah
di tanah bolaang mongondow yang penuh kisah
di mana tubuh ini menyisakan kenangan
di tanah bolaang mongondow yang indah
di tanah bolaang mongondow yang penuh kisah
Aku menancap harapan dalam dirimu
takkan terlupa kisah bersamamu
sampaipun aku berada di lain dunia
takkan terlupa kisah bersamamu
sampaipun aku berada di lain dunia
Terhirup udara yang sangat luas tak terbelanga
Pemandangan hijau cerah pelengkap cakupan indra
Laksana dewa terpaut dengan para bogani mongondow
Menyatu dalam dekapan rasa syukur oleh-Nya
Pemandangan hijau cerah pelengkap cakupan indra
Laksana dewa terpaut dengan para bogani mongondow
Menyatu dalam dekapan rasa syukur oleh-Nya
Saat diri ini jauh jaraknya darimu
Sejuk, nyaman, dan segar semua hilang
Suasana tak bisa terhapuskan begitu saja
Tidak tergantikan oleh paras berhias mutiara
Sejuk, nyaman, dan segar semua hilang
Suasana tak bisa terhapuskan begitu saja
Tidak tergantikan oleh paras berhias mutiara
Puisi Oleh: Mohamad Akbar Melanu