Penulis: Junardi C. Mahyun |
Dentingan jarum jam menandakan waktu berputar dari malam ke siang dan sebaliknya. Menatap setiap detik yang berlalu, mengabaikan yang tak berpengaruh. Hingga tiba pada titik dimana tangan terangkat dan kepala menunduk untuk memanjatkan doa dan harapan kepada sang ilahi.
Doa dan harapan terucap, menunggu waktu yang tepat untuk mendapat jawab, dalam remang dan kesunyian malam wajah mu membelenggu keheningan. Tak lama berselang terdengar suara ayam berkotek penanda malam ingin meninggalkan gelap dan menjemput keindahan pagi yang cerah.
Kau tak seperti waktu yang begitu cepat berlalu, kau tak memiliki batasan untuk aku patahkan, kau masih membelenggu ingatan dengan resah yang tak kunjung padam, kau bagaikanan alaram yang membangunkan ku saat terlelap pada kesunyian malam. Masih dengan doa dan harapan kau tetap ku ucapkan agar menjadi kenyataan.
Pada titik tak tentu hati mengetuk memberi isyarat bahwa doa dan harap hampir terjawab, tak tenang dengan tekanan aku berlari tanpa alas kaki, tak peduli panas mentari yang menyinari bebatuan tajam dijalanan, kau nampak nyata dengan kecantikan yang tiada tara, hembusan angin melayangkan rambut mu membuat ku terpaku pada cantik raut wajah nan anggun.
Terima kasih Tuhan kau telah menjawab doa dan permohonan ku, tak ada yang lebih berarti selain ucap syukur pada ilahi, dengan jantung yang berdebar aku mendekat, dengan tangan yang gemetar aku bersalaman, dengan nada gugup aku berucap bahagialah bersama ku.
Seperti sebelumnya waktu terus berputar dan meninggalkan banyak kebahagiaan, kini kau telah bersamaku dalam menapaki bahtera cinta, yang semula kau hanyalah hayal kebahagiaan, kini kau adalah bahtera cinta dengan kesucian.
Menjalin cinta tanpa perkara adalah imajinasi yang tak terarah, waktu begitu cepat berlalu dan membuat perkara lebih meraja, hingga tiba masa kau dan aku tak lagi dapat menyatu, dengan waktu kau berlalu meninggalkan ku, juga memaksaku untuk terpaku dan tertunduk lesuh.
Jika pertemuan kita berawal dengan doa, maka akhirilah dengan doa dan harap atas bahagia kita berdua, kau bisa dengan yang baru, biarkan aku dengan kenangan mu, hingga waktu memberi bukti bahwa cinta kita tetap abadi, meski kau tak lagi bersama ku.